Siang Mengajar, Malam Guru Ikut Webinar

Guru di SDI Polugedang Adonara

ADONARA, terasntt.co — Menjelang tutup tahun pelajaran 2023/2024 para guru dan kepala sekolah di sejumlah sekolah di Flores Timur super sibuk. Siang mengajar dan malam harinya ikut webinar bersama PGRI Flores Timur.

Pantauan terasntt.co kesibukan para guru imi tak seperti biasa. Usai melaksanakan ujian akhir tahun pelajaran alias kenaikan kelas yang seharusnya dilanjutkan dengan kegiatan analisis hasil belajar siswa, pengisian laporan pendidikan. Namun berbeda dengan tahun ini harus menyelesaikan 2 pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Juga masih terlihat kegelisahan pada sejumlah guru beratnya menyiapkan dokumen guna pengisian E-kinerja.

Hal itu dikatakan Bernard Sili Kepala UPTD Satuan Pendidikan Formal di SD Negeri Polugedang, Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) di ruang kerjanya ( Sabtu, 7/6-2024).

Menurut Bernard demikian sapaan Bernard Atasoge, limit waktu E- Kinerja periode pertama ( Januari – Juni 2024 ) akan berakhir pada 30 Juni 2024, sehingga setelah ujian kenaikan kelas semua guru di sekolahnya sangat sibuk menyelesaikan kedua tugas tersebut. Walaupun butuh kerja ekstra, dirinya optimis kedua tugas tersebut bisa selesai sesuai rencana.

” Saya optimis bisa tuntas dua-duanya sebelum tutup tahun ajaran ini,” ungkapnya.

Dikatakannya, E- Kinerja untuk 7 guru di sekolahnya sudah 100 % dan mendapat ekspektasi sangat memuaskan.

BACA JUGA:  Survei IDM, Melki - Johni Unggul Jauh Dari Pasangan Lain

” Ya, hasil ini memberi semangat kepada para guru untuk tingkatkan kinerja dalam karier sebagai guru. Saya mengapresiasi sikap bijak para guru dalam semester ini cermat membagi waktu sehingga proses belajar dan E- Kinerja tak ada yang dikorbankan,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, saat ini sedang diproses dokumen satuan pendidikan, ada beberapa bukti dukung yang perlu disiapkan.

” Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan sebelum pembagian buku laporan pendidikan sudah diunggah ke Platform PMM, ” harapnya.

Sayangnya sudah di penghujung periode (Juni ) masih terdengar keluhan dari sejumlah kepala sekolah saat rapat pembagian blanko ijazah SD, 28 Mei 2024 lalu.

Seorang kepala sekolah yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, bahwa dirinya mengalami kebingungan terkait dokumen sekolah yang perlu disiapkan dalam pengisian E- Kinerja. Sementara dirinya tak pernah mengikuti tutorial dalam program merdeka belajar. Karena itu ia butuh informasi dan penjelasan dari teman sejawat terkait cara mengerjakan E- Kinerja dalam Platform Merdeka Belajar (PMM).

Menurut, Antonius Lanang, S.Pd salah seorang guru di pedalaman Adonara mengatakan, E- Kinerja online pada PMM perlu dikaji kembali karena dapat membuat guru terganggu secara emosional.

” Guru terkadang tak fokus mengajar karena terbebani dengan sejumlah bukti dukung atau tugas tambahan lainnya untuk kepentingan kinerja, ungkap Anton sambil berkemas pulang karena takut kehujanan di jalan. Bahkan tambah Anton, guru sepertinya dipaksakan untuk menyesuaikan proyek orang elit atas nama evaluasi kinerja guru. Sedang guru lain yang dikonfirmasi melalui WhatsApp tercentang biru namun tidak berkomentar.

BACA JUGA:  Pemkot Dukung Lokakarya Penataan Pedagang Kaki Lima Penjual Ikan Segar di Kota Kupang 

Walaupun masih terasa berat oleh sejumlah guru, Kepala UPTD Satuan Pendidikan Formal SD Negeri Polugedang, Bernard Sili, selalu memberi semangat dan dukungan bagi gurunya terkait pengelolaan E- Kinerja.

” Ya masih lebih baik gagal karena melakukan sesuatu daripada tidak melakukan apa- apa. Gagal berarti kita diberi waktu untuk belajar,” tambah Bernard.

Sementara bukti dukung dalam E- Kinerja yang dikeluhkan menurut Bernard, banyak lembaga pendidikan atau organisasi profesi menyelenggarakan seminar, webinar dengan durasi waktu berjam-jam dan pesertanya mendapat sertifikat. Jadi sebenarnya banyak cara memperoleh bukti dukung.

” Menjadi guru saat ini harus seutuhnya tanpa kenal waktu. Siang mengajar, malam ikut webinar,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, webinar yang digalakkan oleh Ketua PGRI Flores Timur, Maksimus Masan Kia akhir- akhir ini sangat membantu guru, karena selain mendapat sertifikat tetapi lebih menjadi ruang berbagi nilai-nilai positif antar guru dari berbagai sekolah dan wilayah. (bes)