KUPANG, terasntt.co– Sampah kembali menjadi cerita yang tak usai di Kota ini. Setiap sudutnya terlihat secercah plastik dengan berbagai warna warni disana. Bingkisan berupa kantong-kantong plastik seperti kado menghiasi mata di tempat yang bukan seharusnya berada.
Berbagai cara dan usaha telah di lakukan pemerintah setempat untuk menjadikan Kota ini bersih. Dan kebersihan itu membutuhkan peran serta dan dukungan dari masyarakat. Meski tidak sesempurna yang dikerjakan tapi itulah usaha yang patut di apresiasi. Dukungan warga menjadi poin penting dalam menanggulangi masalah sampah. Sampah tidak hanya terjadi di sini, dibelahan bumi yang lain pun turut merasakan hal yang sama.
Cerita tentang sampah di Kota ini saya lanjutkan. Ketika itu saya melintasi jalan P. Piet Manehat, Kayu Putih, Kota Kupang dimana terlihat dipinggir jalan yang bukan di tempat seharusnya sampah itu berada. Sampah-sampah itu nampak berserakan dan bertumpuk di pinggir jalan dan menjadi pemandangan tak elok dipandang mata dan beraroma tak sedap dihirup warga dan pengguna jalan yang melintas.
Selain menganggu pemandangan dan bau tak sedap, juga dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit apalagi saat ini sedang musim hujan.
Menurut penuturan warga sekitar saat berbincang kecil sebentar, mereka mengatakan jikalau di pinggir jalan tersebut sudah sering dan berulangkali dibersihkan oleh warga setempat bahkan dipasang papan larangan agar jangan lagi membuang sampah di area itu. Selain itu juga diberikan sanksi uang sebesar Rp 1000.000 sebagai efek jera. Namun hal itu tidak menyurutkan niat para oknum tidak bertanggung jawab melakukan aksinya membuang sampah sembarangan. Bau tak sedap tercium, hal itu dikeluhkan warga sekitar. Dan mereka meminta menghargai dan mencintai kebersihan karena kebersihan merupakan sebagian dari iman dan pangkal kesehatan.
“Sudah ada peringatan jelas tapi tetap diabaikan. Sudah dikasih peringatan, tapi masih tetap dibuang di situ. Dulu, warga setempat sering membersihkan setiap hari Sabtu, tapi tetap saja dibuang di situ, bahkan pas malam hari,”kata salah seorang warga, Rido saat diwawancara di pinggir jalan tersebut, Selasa (20/2/2024).

Salah satu penyebab utama terjadinya aksi pembuangan sampah sembarangan itu, kata Rido, mungkin saja kurangnya tempat untuk membuang sampah.
“Mungkin yang jadi penyebabnya ini, kurangnya tempat pembuangan sampah, makanya dibuang sembarang begitu,” tuturnya.
Ia berharap setiap orang harus lebih peduli terhadap lingkungan dan mematuhi aturan serta menghargai kebersihan bersama demi menjaga keindahan serta kesehatan lingkungannya.
Usai melakukan wawancara singkat, saya melanjutkan perjalanan menyusuri hiruk pikuk ramai kendaraan, sayup dan temaram lampu Kota menembus batas hari menjelang gelap di hari senja.
(msr)