Bahas Program Prioritas 2024, Pj Gubernur NTT Minta Kerja Kolaboratif Semua Sektor Dalam Peningkatan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat

jumpa pers dan Media Gathering membahas Program Prioritas Pemerintah Provinsi NTT tahun 2024 yakni Penanganan Stunting, Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem, Inflasi dan Pemilu di Aula Palapa Kantor Kominfo NTT, Senin (22/1/2024). 

KUPANG, terasntt.co- Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur, Ayodhia G.L Kalake, S.H.,MDC, meminta semua sektor untuk bekerja bersama secara kolaboratif dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTT di tahun 2024. 

Hal tersebut disampaikannya saat jumpa pers dan Media Gathering membahas Program Prioritas Pemerintah Provinsi NTT tahun 2024 yakni Penanganan Stunting, Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem, Inflasi dan Pemilu di Aula Palapa Kantor Kominfo NTT, Senin (22/1/2024). 

Mengawali pembahasannya tentang kemiskinan di NTT, Penjabat Gubernur Ayodhia menyampaikan data terbaru terkait persentase angka kemiskinan pada tahun 2023 per bulan Maret sebesar 19,96% dan ada beberapa kabupaten yang juga menjadi kabupaten yang paling tinggi jumlah angka kemiskinan ekstrim yakni, Sumba Tengah sebesar 41,78%, Sumba Timur sebesar 28,08%, Sabu Raijua 28,37%, sementara kabupaten dengan tingkat kemiskinan terendah yakni kota Kupang sebesar 8,61%, Flores Timur sebesar 11,7% , Ngada sebesar 12,06% . Dari angka kemiskinan yang ada jumlah angka kemiskinan pada tahun 2023 per bulan Maret sebesar 1,14 juta orang. 

Sedangkan dalam tahun  2023, jelasnya, angka   kemiskinan  Ekstrim  di provinsi NTT berjumlah  3.39 persen , turun 2.5  hal ini merupakan suatu pencapaian meskipun belum sesuai dengan harapan. Karena itu untuk menurunkan angka kemiskinan  perlu adanya kerja sama menyeluruh antara Pemerintah serta  masyarakat  dan   seluruh anggaran di tahun 2023 di manfaatkan untuk menurunkan angka kemiskinan Ekstrim. 

“Angka Kemiskinan ini diukur melalui perhitungan pengeluaran penduduk di bawah Garis Kemiskinan (GK) sebesar Rp. 507.203/kapita/bulan (Maret 2023) dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan (GKM) sebesar Rp. 389.518 (76,80 persen) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) sebesar Rp. 117.685 (23,20 persen), ” bebernya.

BACA JUGA:  Warga Gendang Cibal Deklarasi Dukung Melki Laka Lena jadi Gubernur NTT

Diakuinya bahwa pentingnya peran sektor publik dan swasta. Menurutnya, penanganan kemiskinan ekstrem memerlukan strategi khusus yang melibatkan berbagai sektor. Dengan tingginya angka kemiskinan yang erat kaitannya dengan stunting, maka perlunya kerjasama antara pemerintah pusat, Pemprov, dan pemkab untuk mencapai penurunan signifikan di tahun 2024.

Terkait Stunting, Penjabat Ayodhia menyampaikan bahwa pada tahun 2023, persentase stunting di NTT mencapai 15.2 persen. Meskipun masih tinggi, ia melihat tren penurunan yang signifikan dan terus berupaya menurunkan angka stunting melalui program bantuan langsung berupa kambing, ayam, serta bibit ikan. ‘Harapannya, bantuan ini tidak hanya membantu masyarakat berisiko, tetapi juga mendorong perkembangan ekonomi di tingkat lokal,”ungkapnya. 

Ia juga mengingatkan semua pimpinan perangkat daerah agar perlu ada strategi terpadu bersama untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan stunting di Provinsi NTT.

Selanjutnya Inflasi, Kondisi inflasi Provinsi Nusa tenggara Timur pada bulan Desember 2023 (YoY), kata Ayodhia, adalah sebesar 2,42% (di bawah inflasi nasional 2,61%), berada dalam target rentang sasaran (3±1%). Capaian ini sangat baik jika dibandingkan dengan inflasi NTT Desember 2022 yang mencapai 6,6% (di atas inflasi nasional yang sebesar 5,4%).

Capaian ini berkat terjaganya kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok, dan sistem distribusinya terjaga, serta didukung dengan terbayarnya Tambahan Penghasilan Pegawai yang dibayar penuh selama tahun 2023 serta digunakannya dukungan dana Belanja Tak Terduga untuk membantu mengurangi beban pengeluaran masyarakat.

BACA JUGA:  Hari Ini Deklarasi Akbar Melki - Johni di Lapangan Puspenmas Soe, Hadirkan 10 Ribu Massa

“Di tahun 2024, Pemprov NTT tetap berkomitmen untuk memprioritaskan pembayaran TPP dan mendorong penggunaan dana BTT secara optimal untuk pengadaan bahan pangan, gerakan pangan murah, subsidi transportasi untuk mendukung distribusi dari daerah surplus ke defisit, apabila sewaktu-waktu dibutuhkan,”ujarnya. 

Sementara terkait Pemilu, Penjabat Ayodhia menyampaikan bahwa jumlah pemilih di 22 Kabupaten/Kota se-NTT sebanyak 4.008.475 jiwa, Laki-laki sebanyak 1.971.831 jiwa, perempuan sebanyak 2.036.644 jiwa, pemilih disabilitas sebanyak 46.251 jiwa, yang tersebar di 314 kecamatan, 3.442 Desa/kelurahan dengan jumlah TPS sebanyak 16.746. Sedangkan persebaran DPT sebanyak 4.008.475 jiwa, jumlah Pemilih Non-KTP 281.972 jiwa.

“Untuk meningkatkan partisipasi politik Pemilu di Tahun 2024 upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi NTT terhadap potensi pemilih adalah melakukan kerja sama dengan sekolah-sekolah melakukan perekaman terhadap potensi pemilih yang akan berusia 17 tahun,”jelasnya. 

Penjabat Gubernur juga menghimbau ASN dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden/Wakil Presiden nanti harus netral. “Saya menghimbau semua ASN baik ASN Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, Kabupaten/Kota se- NTT, harus netral dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden/Wakil Presiden,”tandasnya. 

Diketahui, dalam Jumpa pers dan Media Gathering tersebut, Penjabat Gubernur Ayodhia Kalake memberikan penghargaan kepada Martin Darwis Damaledo, siswa SMAN 5 Kota Kupang, yang menemukan spesies jenis baru.

(ran)