Atasi Stunting, Pemda Sarai Lakukan Inovasi Hati Sarai

Wakil ketua komisi IX DPR RI Melki Laka Lena saat kampanye percepatan penurunan stunting di Sabu Raijua, Sabtu (25/5/2024)

SEBA, terasntt.co — Dalam rangka mengatasi Stunting Pemerintah Sabu Raijua (Sarai) melakukan berbagai program inovasi. Salah satunya Inovasi Hati Sarai (He lau AdeTu Ie Sabu Raijua) atau sehati.

” Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua melakukan INOVASI HATI SARAI (He lau AdeTu Ie Sabu Raijua) atau sehati demi kebaikan bersama dalam menanggulangi stunting,” kata Kadis Penggerak dan Ketahanan Keluarga OPDKB Kabupaten Sabu Raijua, Thobias Mesak saat bersama Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena dengan mitra kerja kampanye percepatan penurunan stunting di Gereja GMIT Jemaat Ebenezer Eilode, Desa Eilode, Kecamatan Sabu Tengah, Sabtu (25/5/2024).

Menurut Thobias, Inovasi Hati Sarai itu meliputi gerakan keterlibatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai OPD asuh balita stunting.

” Satu OPD mengasuh jumlah balita stunting dalam 1 desa lokus yang dilaksanakan di posyandu dan kunjungan rumah dengan intervensi PMT balita Stunting Usia 0-23 Bulan,” kata Thobias.

Selain itu lanjutnya, ada Inovasi “Sabu Kasih” yaitu Sayang Ibu, kibarkan bendera selamatkan ibu hamil dan Inovasi kecap pedis atau kelas edukasi calon pengantin dan periksa dini resiko stunting yang dilaksanakan pada satu titik sesuai kesepakatan (1 Kecamatan, satu KECAP PEDIS) dalam periode 3 Bulan sebelum menikah (1 Kali/Bulan).

BACA JUGA:  Relawan Melki - Johni Gelar Doa Lintas Agama untuk Korban Erupsi Lewotobi, Dihadiri Kaesang

Demikian juga Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena dalam kampanyenya memaparkan beragam inovasi itu ketika bersama mitra kerjanya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTT melakukan kampanye percepatan penurunan stunting untuk masyarakat.

Pada kesempatan tersebut Melki memberikan apresiasi kepada Pemda Sabu Raijua dengan sejumlah inovasi yang dilakukan untuk menekan jumlah stunting tersebut.

Menurut ketua Golkar NTT ini, untuk mencegah stunting maka perlu menghindari 4 Terlalu. “Dua terlalu terkait dengan usia, hindari kelahiran pada ibu yang terlalu muda atau terlalu tua. Usia ideal ibu melahirkan pada rentang 21-35 tahun. Usia melahirkan terlalu muda, tulang panggul perempuan yang berusia di bawah 20 tahun belum siap untuk proses melahirkan. Sedangkan, usia kelahiran terlalu tua, seorang ibu rentan mengalami preeklamsia atau pecah ketuban dini. Dua terlalu lain dalam mencegah stunting yaitu menghindari jarak melahirkan terlalu dekat dan terlalu banyak jumlah anak. Jarak terbaik untuk anak yakni lima kali masa kehamilan atau kira-kira 4-5 tahun,” ujar Melki.

Melki mengingatkan para suami untuk lebih memprioritaskan kesehatan istri yang sedang hamil dan menyusui. Betapa pentingnya peran suami atau laki-laki dalam memastikan kesejahteraan keluarga, terutama menyediakan makanan bergizi dan menghindari konsumsi minuman keras (miras) dan rokok.

BACA JUGA:  Pimpin Apel Perdana Lingkup Pemprov NTT, Pj. Gubernur Andriko Susanto Ajak Wujudkan Core Values ASN Berakhlak

“ Bagi para suami, terutama yang memiliki istri hamil, adalah kewajiban untuk bekerja keras mencari uang demi kebutuhan keluarga, terutama untuk makanan sehat dan bergizi. Harus siapkan ikan, daging, telur, dan susu untuk memenuhi kebutuhan gizi istri yang sedang hamil dan juga hindari miras dan rokok, karena dapat berdampak buruk pada kesehatan istri dan bayi yang dikandungnya,” tegasnya.

Demikian juga Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Dadi Ahmad Roswandi mengatakan, stunting disebabkan faktor multidimensi seperti praktek pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses makanan bergizi, terbatasnya layanan kesehatan termasuk ANC, post natal dan pembelajaran dini yang berkualitas dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.

Untuk mengatasi Stunting, lanjutnya intervensi paling menentukan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Untuk itu semua pihak perlu kerja bersama mencegah stunting karena memiliki dampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia, produktifitas dan daya saing.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Ketua IIPG NTT Ny. Asty Laka Lena, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sabu Raijua, Simon Dira Tome dan para tokoh Masyarakat lainnya. (Igo/to3)