KUPANG, terasntt.co- Banyak cara orang memberikan rasa cinta dan kepeduliannya melalui dunia pendidikan. Salah satunya pria ini. Namanya Pak Hamzah, warga Kota Kupang. Untuk meningkatkan minat membaca masyarakat, ia berinisiatif membuka lapak literasi di Arena Car Free Day, jalan El Tari, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Lapak literasinya itu dibukanya setiap Sabtu saat Car Free Day (CFD). Menurutnya, buku adalah jendela dunia di mana kita bisa melihat isi dunia tanpa melakukan perjalanan, hanya cukup membaca sebuah halaman.
Ketika diwawancara, Sabtu (13/1/2024) Pak Hamzah mengatakan, bahwa lapak literasi ini dibuka untuk memperkaya literasi masyarakat, khususnya anak-anak.
“Lapak literasi ini saya buka untuk memperkaya literasi masyarakat dalam membaca, khususnya anak-anak,”ungkapnya.
Lapak literasi ini, kata ia, tidak hanya menyediakan ruang bagi pengunjung CFD untuk membaca, tetapi juga memungkinkan mereka membawa pulang buku-buku.
Menariknya, buku-buku yang tersedia merupakan koleksi pribadi dari keluarga Pak Hamzah. Pengunjung dapat membaca di tempat atau meminjam untuk dibawa pulang, dengan harapan setelah selesai dibaca, buku tersebut dikembalikan ke lapak.
“Lapak literasi ini telah berhasil menarik minat masyarakat, dengan banyak orang yang turut menyumbangkan buku-buku mereka untuk ditempatkan di lapak. Koleksi buku meliputi berbagai genre, seperti novel, buku agama, buku anak-anak, ensiklopedia, geografi, dan bisnis,”ujarnya.
Pada dasarnya, lapak literasi ini tidak hanya menciptakan tempat bagi para pembaca, tetapi juga berperan dalam meningkatkan literasi di Kota Kupang.
Prinsip yang dipegang teguh oleh Pak Hamzah, bahwa “pencuri tidak mungkin membaca buku dan pembaca buku tidak mungkin mencuri,” menjadi landasan moral untuk menjaga koleksi buku tersebut.
Motivasi utama di balik pendirian lapak literasi ini adalah untuk meningkatkan minat baca, terutama di kalangan anak-anak.
Menurut Pak Hamzah, minat baca yang terbangun sejak dini dapat membawa dampak positif hingga dewasa. Lapak literasi ini, yang pertama kali dibuka setelah masa pandemi COVID-19, menjadi sarana yang tidak hanya menyediakan buku, tetapi juga membangun komunitas literasi yang berharga di Kota Kupang.
(lb)