KUPANG, terasntt.co- Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur, Ayodhia G. L. Kalake, S.H, MDC., meninjau langsung lokasi terdampak bencana alam di Kota Kupang, Jumat (15/3/2024). Bencana alam akibat cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang tersebut melanda sejumlah wilayah di Kota Kupang. Infrastruktur serta bangunan warga pun tak luput dari imbas cuaca tersebut.
Didampingi Kepala Dinas PUPR Provinsi NTT, Maxi Nenabu, Kalaksa BPBD Provinsi NTT, Ambros Kodo, serta Plt. Kadis PUPR Kota Kupang, Maxi Dethan, Pj. Gubernur Ayodhia Kalake meninjau dua lokasi terdampak yakni di ruas Jalan Taebenu yang merupakan penghubung Kelurahan Oebufu menuju Kelurahan Naimata, Kota Kupang dan juga kawasan wisata dan kuliner yang terletak di Jalan Timor Raya, Kelurahan Kelapa Lima, Kota Kupang.
dok : Penjabat Gubernur saat meninjau kawasan wisata dan kuliner yang terletak di Jalan Timor Raya, Kelurahan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Cuaca ekstrem yang berlangsung selama kurang lebih sepekan di Wilayah NTT khususnya di Kota Kupang berdampak buruk pada sejumlah lokasi. Terpantau, Jalan Taebenu yang merupakan akses penghubung antara Kelurahan Oebufu menuju Kelurahan Naimata mengalami retak parah. Bahkan ada dua titik di jalan tersebut yang mengalami retakan parah, sehingga akses jalan itu pun harus ditutup dan dialihkan ke jalan lain untuk menghindari longsor serta demi keselamatan warga sekitar. Tampak tangga rumah warga yang berada di sisi jalan Taebenu pun terkena dampak kerusakan.
Selain di jalan Taebenu dan kawasan wisata, kuliner di Kelurahan Kelapa Lima, sejumlah lokasi yang terdampak akibat cuaca ekstrem seperti kawasan wisata pantai warna warni di Oesapa yang terkena hantaman gelombang tinggi air laut, banjir rob di wilayah pesisir seperti di Kelurahan Fatubesi, Namosain, Pasir Panjang, dan juga longsor yang terjadi di Kelurahan Air Nona.
Pj. Gubernur NTT meminta sejumlah dinas terkait agar pihaknya tetap selalu melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait guna melakukan mitigasi dengan membangun kewaspadaan dan mengaktifkan sistem warning bagi masyarakat.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak bencana hidrometeorologi. Sebab sesuai prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan akan berlangsung terus hingga akhir Maret.
Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah NTT.
Cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah NTT sejak 8 Maret akibat aktifnya gelombang Equatorial Rossby. Selain itu ada dua bibit siklon tropis yakni 91S dan 94P yang turut memberikan dampak tidak langsung pada kondisi cuaca di NTT.
(*/ran)