Peringati Hari Kartini, Hipanara Kupang gelar diskusi

Diskusi Hipanara Kupang

KUPANG, terasntt.co — Memperingati hari Kartini tanggal 21 April Himpunan pelajar mahasiswa Adonara Tengah menggelar diskusi bersama dengan tema ” Kartini dalam bingkai perempuan Lamaholot “. Diskusi ini berlangsung di sekretariat Hipanara, Minggu (21/04/2024) malam.

Roberta Melania selaku koordinator bidang penalaran pun berperan memantik forum dalam kegiatan tersebut.

Pada kesempatan bermartabat ini ada beberapa hal yang menjadi topik pembahasan, yang salah satunya adalah bagaimana tanggapan para anggota Hipanara terhadap perjuangan Kartini dalam bingkai perempuan Lamaholot.

“Diskusi memperingati hari Kartini penting dilakukan untuk melihat dan merefleksikan gerakan perjuangan emansipasi yang dilakukan oleh R.A. Kartini khususnya dalam bidang pendidikan sekaligus menelisik situasi pendidikan masa kini yang dimana belum berpihak pada perempuan. Sama halnya dengan kaum perempuan di Lamaholot yang sampai sekarang ini masih banyak yang tidak mengenyam Pendidikan sampai pada tingkat sekolah menengah karena tantangan dari orang tua yang berpikir bahwa untuk apa menyekolahkan perempuan karena pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga yang mengurus rumah beserta segala isinya, ” tambahnya.

BACA JUGA:  Indosat Ooredoo Hutchison Salurkan Bantuan Tanggap Darurat Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flotim

Hal ini ditanggapi Kemudian Maria Elizabeth selaku senior alumni “perempuan itu berharga dilihat dari belis. Perempuan juga memiliki kodrat yang sangat tinggi. bisa memberikan kehidupan baru dan perempuan yang berakhlak mulia mampu menurunkan ego dalam hal ini setinggi apapun pendidikannya ia tetap mampu kembali memposisikan diri untuk menghadapi keluarga.

Menyimak materi yang disampaikan ketua umum Yuvenalis Peka menerangkan bahwa Ketika di benturkan dengan budaya patriarki makanya perempuan itu seakan-akan di nomor duakan di karenakan kuat genggaman budaya yang di anut. Tetapi itu bukan menjadi sebuah persoalan ataupun hambatan akan hadirkan emansipasi wanita dikarenakan sampai saat ini perempuan-perempuan Lamaholot mendapatkan pendidikan yang pantas dan setara dengan derajat laki-laki,” ujarnya.

BACA JUGA:  Mengapa Paket Melki - Johni yang Menjadi Pilihan ?

Sementara mantan ketua Miftahul Hoda Malang mengatakan bahwa perempuan Lamaholot adalah sumber kehidupan. Mengapa demikian karena perempuan lah yang akan mengolah hasil dalam konteks dapur atau lebih spesifiknya pada tungku untuk menghidupi seluruh anggota keluarga. “Ungkapnya.

Mengakhiri diskusi tersebut Yuvenalis Peka, menyampaikan terima kasih atas waktu dan kesempatan serta pembelajarannya. Harapnya tetap menjadi kartini muda yang profesional, progresif, agresif dan mudah dalam menyikapi semua persoalan dengan akal sehat, perluas jejaringan sosial tanpa harus meninggalkan budaya.(ose/m45)