BA’A, rerasntt.co — Saat rapat konsolidasi tim pemenangan paket Melki – Johni sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2024 di kantor DPD 2 Golkar Rote Ndao, Kamis (14/11/2024) Melki Laka Lena menyampaikan siap membangun industri pengolahan potensi unggulan di Selatan NKRI. Rote Ndao sebagai beranda Selatan NKRI akan lebih indah dengan adanya industri pengolahan.
“Ini adalah Kabupaten terakhir dari konsolidasi tim pemenangan kami di 22 kabupaten/kota. Dalam sejarah republik ini yang sering disebut sebagai salah satu penjuru mata angin adalah Rote Ndao. Sebagai ujung Selatan NKRI,” tandas Melki.
Menurutnya, batas Selatan ini punya harganya. Sehingga paket Melki-Johni dan Paket Ita Esa (cabup-cawabup Rote Ndao, Paulus – Apremoi) memastikan nilai pariwisata di Rote Ndao akan diprioritaskan. Karena Rote punya batas yang menjanjikan untuk percepatan pembangunan baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi.
“Nilai perbatasan ini belum kita manfaatkan sebagai keunggulan komparatif dan kompetitif terhadap republik ini. Nilai ini harus kita maksimalkan dengan baik,” katanya.
Ia berpikir, pada debat pertama Gubernur, yang membuka peluang bagaimana NTT dengan pendekatan yang baik, hanya Melki-Johni yang berbicara tentang batas Rote tersebut. Dan di Pilkada Rote Ndao, hanya Paket Ita Esa yang berbicara tentang keunggulan batas tersebut. “Ini juga punya kesinambungan dukungan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten,” pungkas Melki.
Selain itu, perihal pendapatan asli daerah (PAD) yang kecil, lanjut Melki, dikarenakan masyarakatnya tidak didorong untuk mengolah hasil buminya. “Melki-Johni mempunyai sebuah desain ke depan kabupaten kota di NTT harus masuk pada industri pengelolaan hasil bumi, baik di sektor pertanian, kelautan perikanan, peternakan, perkebunan dan pariwisata,” ujarnya.
“Jangan lagi kita jual hasil mentah, tetapi kita olah dulu jadi barang jadi baru kita pasarkan menjadi hasil bernilai tinggi. Dengan begitu, hasil bumi di Rote ini punya nilai tambahnya,” lanjut Melki.
Ia menerangkan, jikalau masyarakat menjual bahan mentah kepada orang lain, pendapatan dari masyarakat petani atau nelayan itu hasilnya biasa-biasa saja.
“Kalau masyarakat punya banyak uang, sudah pasti PAD akan naik sehingga masyarakat bisa membayar retribusi dan pajak, alhasil daerah makin makmur dan sejahtera. Sehingga bersama Ita Esa kita buat Rote Ndao lebih maju. Jadi PAD meningkat jika pendapatan perkapita masyarakat bertambah melalui industri pengelolaan hasil bumi,” jelas Melki.
Diutus Presiden Prabowo untuk Pimpin NTT
“Saya ditugaskan sebagai gubernur melalui pertemuan suatu sore antara pak Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Agus Harimurti Yudhoyono dan Zulkfli Hasan,” kisah Melki.
Dalam pertemuan itu, dikatakannya ketiga tokoh nasional itu berdiskusi tentang siapakah yang akan maju menjadi calon gubernur di 38 provinsi dari koalisi Prabowo-Gibran.
“Kemudian ada 5 provinsi yang disepakati siapa calon gubernurnya, termasuk NTT. Saya kagetnya yang mengusulkan saya maju gubernur adalah bapak Prabowo Subianto, Presiden kita. Dan usulan ini saya anggap sebagai sebuah perintah,” tutur Melki.
Ia pun bersyukur sebab calon wakil gubernurnya adalah orang hebat yakni Johni Asadoma. “Beliau (Johni Asadoma) mantan Kapolda NTT, mantan petinju nasional pernah juara piala Presiden dan mantan ketua tim pembela pasukan perdamaian di luar negeri,” ungkapnya.
“Bersama pak Johni, kami mendapat dukungan 11 partai politik. Kami mempunyai keinginan dan visi misi adalah NTT makin maju, sehat, cerdas, sejahtera dan berkelanjutan sesuai yang diamanatkan oleh pak Jokowi dan pak Prabowo,” tambahnya.
Dalam rapat konsolidasi itu, calon Gubernur NTT didampingi politisi senior Golkar, Charles Messang, Sekretaris DPW PAN NTT, Marthen Lenggu, calon Bupati Rote Ndao dari Paket Ita Esa, Paulus Henuk, Ketua DPD II Golkar Rote Ndao, Yosia A Lau, Wakil Ketua, Ricky Ndolu, Sekretaris, Meksi Mooy dan seluruh kader Golkar Rote Ndao.
Hadir pula pimpinan partai politik tingkat Kabupaten Rote Ndao selaku pengusung Paket Melki-Johni, anggota DPRD Rote Ndao, simpatisan dan ratusan masyarakat dari berbagai penjuru Kabupaten Rote Ndao. (*/tim)