Lestarikan Tenun Ikat NTT Melalui Yeni Aksesoris, Pak Jhoni Ingin UMKM di Nusa Tenggara Timur Terus Eksis dan Berkembang Hingga Mancanegara 

Pak Jhoni, Pemilik UMKM Yeni Aksesoris sekaligus Pengrajin Manik-manik Berbahan dasar Tenun Ikat saat menjajakan Aksesorisnya di Arena Car Free Day, Jalan El Tari, Kota Kupang, Sabtu (17/2/2024). // dok : terasntt.co

KUPANG, terasntt.co– Banyak cara orang  melestarikan kebudayaan asli daerahnya. Salah satunya kain tenun. Selain membangkitkan kehidupan secara ekonomi juga mengenalkan sedini mungkin kepada generasi muda. Hal itulah yang dilakukan salah seorang pengrajin aksesoris berbahan tenun ikat asal Nusa Tenggara Timur. Namanya Pak Johni. Begitu ia disapa. Pria berusia 62 tahun itu sejak dahulu telah menekuni usaha sebagai pengrajin manik-manik berbahan kain tenun NTT bersama istrinya.  

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bernama Yeni Aksesoris, Kreasi Etnik dari Bahan Tenun Ikat NTT beralamat di Jalan Hans Kapitan, Kelapa Lima, Kota Kupang yang digelutinya itu selain menghidupkan ekonomi keluarga juga turut melestarikan salah satu keanekaragaman budaya khas NTT Tenun Ikat.

Saat ditemui di Arena Car Free Day, Jalan El Tari Kota Kupang, Sabtu (17/2/2024), Pak Johni yang saat itu sedang menjajakan hasil kerajinannya bersedia dan menyempatkan diri untuk berbincang bersama terasntt.co tentang seputar kegiatannya. Diketahui hasil kerajinan yang dijual pak Johni  antara lain; kalung, topi, anting, gelang dan tas berbagai desain unik berbahan dasar kain tenun. 

BACA JUGA:  Deklarasi Akbar Melki - Johni Diramaikan Hip-Hop M.A.C dan Silet Open Up

Dalam wawancara itu, pak Johni mengatakan, bahwa kain tenun yang dibuatnya merupakan kumpulan kain dari berbagai daerah di NTT. Tujuannya untuk kembali melestarikan dan mengenalkan tenun NTT hingga luar NTT bahkan mancanegara. 

“Awalnya dibuat dengan manik-manik yang seiring waktu kemudian berkembang menggunakan kain tenun NTT,”ungkap pemilik UMKM Yeni Aksesoris ini.

Ia menjelaskan bahwa usahanya yang bernama Yeni Aksesoris tersebut adalah nama dari istrinya. “Saya pemilik sekaligus pembuat aksesoris ini dan aksesoris ini diberi nama Yeni Aksesoris, yang diambil dari nama istri saya. Kami awalnya membuat kalung dari manik-manik, kalau bahan dasar kain itu dimulai sejak pak Gubernur Viktor Laiskodat giatkan tenun, sehingga kami tertarik untuk membuat aksesoris dengan berbahan kain Tenun NTT,”jelasnya. 

BACA JUGA:  Aliansi Masyarakat Bali Tolak RUU Penyiaran

Ditanya distribusi penjualannya, pak Johni menuturkan bahwa penjualan aksesoris ini sudah menyebar ke seluruh NTT melalui pameran dan kegiatan Expo. “Sudah tersebar ke seluruh NTT jika ada pameran atau kegiatan Expo. Dengan adanya penjualan aksesoris berbahan dasar kain tenun NTT ini diharapkan dapat melestarikan budaya dan memperkenalkan kain tenun khas NTT sampai ke manca negara,”ujarnya. 

Ia berharap pemerintah terus mendukung pengembangan industri tenun, dan mendorong masyarakat untuk menggunakan kain tenun sebagai identitas budaya. Dengan demikian, para pembuatan aksesoris dan juga para penenun akan semakin termotivasi untuk terus mengembangkan tenun NTT. 

“Harapan saya kedepannya cuman satu, semoga Gubernur yang akan datang tetap menggiatkan tenun, dan tetap mengharuskan semua masyarakat pakai tenun, pasti kita sebagai pembuat aksesoris akan terus mengembangkan potensi ini dan juga bagi para penenun agar lebih giat untuk menenun,”tandasnya. 

(lb)