KUPANG, terasntt.co — Ketika melakukan kunjungan kerja di Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan (TTS) Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), H.R Agung Laksono menemukan sejumlah persoalan yang dihadapi masyarakat. Semuanya direkam dan dibawakan ke Istana Presiden untuk didiskusikan agar menjadi pertimbangan Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Saat melakukan kunjungan kerja Agung Laksono didampingi Sekretaris Wantimpres, Prof. Ganjar Razuni yang merekam semua persoalan yang dihadapi masyarakat sebelum disampaikan kepada presiden sebagai bahan pertimbangan.
Agung menegaskan, bahwa semua informasi dan masukan yang diperoleh selama melakukan kunjungan ke Provinsi NTT akan disampaikan ke Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Saat itu Agung Laksono menemukan beberapa kondisi yang memprihatinkan terutama beberapa fasilitas umum.
Di Kabupaten TTS, Agung menyempatkan diri berkunjung ke SMP Negeri Sonapolen, Soe, yang ditemukan adalah kondisi fisik bangunan sekolah itu sangat memprihatinkan karena berdinding belahan bambu dan lantai tanah. Bahkan Sebagian atap dari seng bekas sudah bocor.
Demikian juga di Kabupaten Kupang, Agung Laksono juga menemukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Naibonat yang belum sepenuhnya rampung namun sudah dioperasikan, dengan kondisi yang tidak terurus.
” Hal ini saya kira memerlukan perhatian khusus. Ini tentu saya akan disampaikan ke presiden, baik secara tertulis maupun lisan dalam kapasitas saya sebagai dewan pertimbangan presiden,” ujar Agung ketika menjadi tamu diskusi di Labu Kuning Podcast Kupang, Rabu (31/7/2024).
Podcast yang dipandu Wakil Ketua Media dan Penggalangan Opini (MPO) Golkar NTT Frans Sarong ini, Agung Laksono menegaskan, bawa semua proses pembangunan yang dilakukan harus merata di seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, terutama pada sektor atau bidang pendidikan dan kesehatan.
Menurutnya masalah – masalah seperti kemiskinan ekstrem dan stunting yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat berkaitan erat dengan kurangnya fasilitas pendidikan dan kesehatan.
“Karena dari situ, muaranya adalah lahirnya kemiskinan, kemiskinan ekstrim, stunting dan sebagainya. Sebab, hilirnya itu kita mau hilangkan stunting dan angka kemiskinan itu di NTT,” tegas Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar ini.
Agung Laksono berjanji semua informasi dan persoalan yang di rekam selama kunjungan kerja akan didengar oleh Presiden Joko Widodo maupun presiden terpilih Prabowo Subianto. Pasalnya, presiden terpilih Prabowo Subianto sudah punya tekad untuk melanjutkan atau meneruskan semua program Presiden Jokowi, terutama pada bidang pembangunan.
“Jadi saya kira apa yang akan kami sampaikan itu pak Prabowo Subianto pasti akan dengar, karena hal-hal ini sifatnya informasi positif yang perlu dipertimbangkan,” tandasnya.
Agung menjelaskan, bahwa kunjungannya ke Provinsi Nusa Tenggara Timur juga untuk mengevaluasi secara umum dan secara khusus terkait situasi pembangunan di Provinsi NTT.
Fokus utamanya, lanjutnya untuk memahami kemajuan dan tantangan yang dihadapi, terutama terkait dengan pembangunan di berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan hukum.
Menurutnya secara umum, pembangunan daerah di Provinsi NTT melibatkan berbagai aspek, termasuk peningkatan kualitas hidup masyarakat dan pembangunan infrastruktur. Namun secara khusus, perhatian lebih diberikan pada angka kemiskinan yang masih cukup tinggi, baik kemiskinan umum maupun kemiskinan ekstrem atau absolut.
” Ini merupakan tantangan besar yang harus diatasi oleh pemerintah pusat dan daerah, dengan tujuan untuk mengurangi angka kemiskinan secara bertahap hingga mencapai titik nol,” tegasnya.
Selain itu, Agung Laksono juga menyoroti bagaimana anggaran pendapatan daerah atau APBD yang digunakan untuk mendukung pembangunan di wilayah setempat.
Terlepas dari upaya yang dilakukan, ada kekhawatiran mengenai ketergantungan tinggi terhadap dana alokasi khusus (DAK) dan dana alokasi umum (DAU) dari pemerintah pusat.
Berdasarkan laporan dari anggota DPRD TTS, kata Agung, menyebut bahwa hanya 4 persen dari pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal dari sumber lokal, sedangkan 95 persen sisanya bergantung pada dana dari pusat dalam bentuk DAK dan DAU.
“Tetapi saya melihat bahwa masih terbuka peluang yang besar untuk meningkatkan PAD, mengingat sumber daya masih cukup memadai,” terangnya.
Karena NTT memiliki luas laut lebih besar dibandingkan daratan, sehingga memiliki potensi besar di sektor perikanan. Jadi harus memanfaatkan potensi ini untuk meningkatkan pendapatan daerah.
“Saya kira hal-hal semacam ini saya dorong terus, agar semangat membangun itu ada di sanubari hati masyarakat NTT sesuai profesi dan bidangnya masing masing,” terangnya.
Dukungan dan motivasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, guru, butuh, nelayan dan tenaga profesional juga sangat penting untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan di NTT.
“Intinya ada semangat untuk membangun NTT sebagai satu kesatuan provinsi, tanpa melihat pulau atau daerah per daerah,” ungkapnya.
Dia menilai jika semua pihak mendukung, baik itu pria, wanita, remaja dan anak-anak, maka Provinsi NTT yang dilatarbelakangi sumber daya yang melimpah dan memadai ini tidak akan kalah saing dengan provinsi lain di Indonesia.
“Buktinya di Labuan Bajo yang dikembangkan secara serius dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemda, Pemprov, Pempus dan bantuan luar negeri, sekarang Labuan Bajo semakin bagus,” ujarnya.
Pada kesempatan itu juga Agung mengajak seluruh tokoh, baik tokoh masyarakat, pemuka agama dan seluruh lapisan masyarakat untuk terus mendukung dan mendorong pembangunan di NTT.
“Jadi disini saya minta tokoh masyarakat, pemuka agama dan masyarakat di NTT terus menerus dan tidak bosan bosannya mendorong dan memotivasi yang baik untuk membangun NTT dengan baik,” pintanya.(Eman/to3)