ENDE, terasntt.co — Salah satu politisi Senayan dari Dapil I NTT asal Fraksi PAN Ahmad Yohan mengingatkan masyarakat NTT tidak memilih calon pemimpin yang gemar membagi uang dan sebarkan isu Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA) di Pilgub. Tipe pemimpin seperti ini tidak punya gagasan untuk membangun Nusa Tenggara Timur.
Yang suka menggaungkan Isu SARA itu, lanjut Ahmad Yohan adalah orang tidak mengerti tentang demokrasi sesungguhnya. “Ini istilahnya tidak mengerti tentang demokrasi. Yang masih pakai isu agama, yang masih bagi-bagi duit orang begini tidak mengerti apa itu pilkada, apa itu demokrasi,” tegas Ahmad Yohan di hadapan ribuan warga saat deklarasi Melki – Johni di Lapangan Pancasila Ende, Jumat (20/9/2024).
Sementara itu, calon Gubernur Melki Laka Lena tentu punya alasan argumentatif. Sebab, akhir-akhir ini buzer dan tim sukses kandidat lain, selalu memproduksi narasi – narasi tak etis – elok di platform medsos.
Mereka menebar fitnah dan kebencian. Narasinya amat jauh dari keadaban budaya ketimuran. Kesantunannya sudah hilang. Karena itu, dari panggung Deklarasi akbar pertama di Kota Kupang itu Melki mewanti – wanti dan mengingatkan semua pendukung untuk berpolitik dengan riang gembira dan menghadapi semua itu dengan senyuman. “Bila ketetapan Tuhan sudah ditetapkan, (maka) tetaplah sudah. Tak ada yang bisa berubah” ujarnya.
Di waktu yang berbeda begitu cepat memberi reaksi atas hinaan di medsos, Politisi Santun ini justru bersikap berbeda. Dengan bijak mengajak seluruh tim dan pendukungnya untuk berpolitik santun dan penuh sukacita. Dan menghindari yang namanya hoax. “Pokoknya kita jalani semua ini dengan enjoy saja dan riang gembira,” ujarnya sambil tertawa.
Wakil Ketua Umum DPP Golkar ini juga secara tegas mengingatkan para pendukung dan simpatisan Melki-Jhoni untuk sejauh mungkin menghindari hoax dan isu SARA, dalam proses konstelasi Pilgub NTT 2024 ini. “Saya ajak kita semua berkampanye dengan tenang, dengan elegan, tidak usah menyebarkan hoax atau berita bohong, apalagi bermain dengan isu Sara,” tandasnya.
Politisi cerdas ini berharap agar Pilkada serentak di provinsi dan kabupaten/kota seluruh NTT, sebisa mungkin meminimalisir isu suku dan agama. Sebab, dua isu amat sensitif ini selalu membuat NTT sulit maju. Dan, sudah terbukti bahwa dalam berbagai Pilkada di sejumlah daerah, pemenangnya adalah orang yang punya niat dan program untuk bisa memajukan daerah.
“Karena itu, saya sangat berharap jangan pake isu suku dan agama untuk pilih orang. Lihat latar belakang, rekam jejak, juga lihat siapa di belakang dia, dan yang lebih penting lihat apa yang mau dikerjakan. Itu saja, jangan lagi pake isu Sara. Kita hadapi semua serangan dengan senyum. Kita mundur sedikit ke belakang untuk kemenangan kita bersama,” pesannya.(tim)